Kebenaran itu Mutlak atau Relatif?

Kebenaran merupakan sebuah kata yang sangat erat dengan kehidupan kita sebagai manusia. Namun demikian, sering kita mendengar bahwa kebenaran itu bersifat relatif atau mutlak. Ya, ada yang menyatakan bahwa kebenaran itu relatif. Sebelum kita melangkah lebih jauh, perlu dipahami terlebih dahulu apakah itu relatif dan apakah itu mutlak.

Relatif adalah sesuatu yang memiliki variasi yang lain. Jadi ada suatu hal yang memiliki pembanding. Sedangkan, mutlak itu adalah tunggal dan tiada pembanding. Mutlak itu ada dengan sendirinya.

Dari dua hal yang disebutkan diatas yang mana yang lebih sesuai. Menurut pendapat saya kebenaran itu bersifat mutlak. Kenapa? Apabila kebenaran itu bersifat relatif dan dengan dikaitkan apa itu relatif, maka akan tidak ada kebenaran hakiki, secara mudah A=A`. Sedangkan konsep kebenaran itu adalah A=A, maka kebenaran itu adalah absolute dan mutlak. Contoh yang lain apabila saya menganalogikan bahwa ada seseorang yang bernama Fajar yang berada di masjid, Mustahil, ada Fajar yang ada ditempat lain yang secara wujud dan bentuk yang sama dengan Fajar yang berada di masjid pada saat yang sama. Maka tidak dipungkiri bahwa kebenaran itu mutlak. Filsafat Yunani menyatakan, ERITAS ADAEQUATIO INTELCTIUS ET RHEI artinya kebenaran adalah persesuaian antara pikiran dan kenyataan.

Selain pengertian diatas bahwa kebenaran itu memiliki 5 kriteria:

  • Kebenaran bersifat universal

Kebenaran itu harus bersifat universal, artinya bahwa berlaku untuk kapanpun dan dimanapun.

  • Kebenaran bersifat mutlak

Apabila tanpa adanya kemutlakan, maka akan terdapat bias dalam kebenaran itu dikarenakan tidak adanya sesuatu yang pasti

  • Kebenaran bersifat manusiawi

Kebenaran akan bernilai kebenaran apabila itu dapat diterima oleh manusia yang lain, baik secara lisan atau tidak.

  • Kebenaran bersifat argumentatif

Argumentasi adalah proses bergeraknya suatu pengetahuan yang menjadi patokan menuju pengetahuan yang baru, artinya bahwa tanpa adanya argumentatif maka akan kesulitan untuk memperoleh kebaran mutlak itu sendiri.

  • Kebenaran bersifat ilmiah

Kebenaran itu bersifat ilmiah artinya bahwa kebenaran itu dapat dibuktikkan oleh orang lain dan itu sesuai dengan kenyataan yang ada.

(Modul LK I HMI, 2011, p. 2)

Maka apabila diambil kesimpulan bahwa kebenaran itu bersifat mutlak dan yang membuat kebenaran itu bervariasi yaitu pemerolehan kebenaran itu. Selain itu kebenaran itu bersifat tunggal.

Edwi Mardiyoko

Aktivis yang sedang mencari kebenara

3 thoughts on “Kebenaran itu Mutlak atau Relatif?

    • Anda mengatakan bahwa kebenaran itu mutlak, kebenaran itu tunggal dan tidak ada pembanding. Secara tidak langsung Anda menyebutkan hanya Allah yang memiliki kebenaran mutlak. Anda mungkin tidak memperhitungkan sifat kelima dari kebenaran mutlak yaitu tanpa. Sementara manuria mengatakan kebenaran itu mutlak sebatas pengetahuan manusia saja tapi tidak bisa jika kebenaran mutlak yang dianggap manusia itu dibandingkan dengan Allah..

      Like

Leave a comment